Pages

Tuesday 24 January 2012

Takutlah Pada Dosa Zina

Hadis : Takutlah pada zina, kerana sesungguhnya dalam zina itu ada 6 perkara (azab). Tiga di dunia dan tiga perkara di akhirat. 3 perkara di dunia : hilangnya wibawa, pendeknya umur, dan menjadi miskin selamanya. 3 perkara di akhirat : mendapat kemurkaan Allah, jeleknya hisaban dan mendapat siksa neraka - [hadis riwayat Baihaqi]

Seorang yang melakukan dosa besar berulang-ulang maka dosa tersebut diampuni setiap kali kemaksiatan itu diikuti dengan pertaubatan—jika taubatnya di setiap kali itu benar—dan dalil dibolehkannya taubat berkali-kali adalah bahwa orang-orang yang murtad dari islam di zaman Abu Bakar kemudian Abu Bakar mengajak mereka kembali kepada islam dan beliau menerima mereka.

Sebagaimana diketahui bahwa dahulunya mereka adalah orang-orang kafir kemudian memeluk islam kemudian kembali kepada kekufuran lalu kembali memeluk islam dan seluruh sahabat menerima taubat mereka padahal perbuatan orang-orang yang murtad termasuk perbuatan yang lebih jahat daripada seorang muslim yang melakukan maksiat.

Diterimanya pertaubatan seorang muslim yang maksiat yang berulang-ulang lebih utama dari diterimanya taubat seorang kafir yang berulang-ulang. Akan tetapi yang kami katakan ini dengan syarat pertaubatan pertama dan setelahnya adalah taubat nasuha yang benar berasal dari hati yang jujur dan tidak sekadar lahiriyahnya saja.

Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dari apa yang telah dikhabarkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, beliau bersabda: “Dahulu, ada seorang yang telah berbuat dosa. Setelah itu, ia berdoa dan bermunajat; ‘Ya Allah, ampunilah dosaku! ‘ Kemudian Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: ‘Sesungguhnya hamba-Ku mengaku telah berbuat dosa, dan ia mengetahui bahwasanya ia mempunyai Tuhan yang dapat mengampuni dosa atau memberi siksa karena dosa.’ Kemudian orang tersebut berbuat dosa lagi dan ia berdoa; ‘Ya Allah, ampunilah dosaku! ‘ Maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: ‘Hamba-Ku telah berbuat dosa, dan ia mengetahui bahwasanya ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa atau menyiksa hamba-Nya karena dosa….

Al Hafizh Ibnu Rajab al Hambali mengatakan bahwa Ibnu Abi ad Dunya dengan sanadnya dari Ali berkata,”Sebaik-baik kalian adalah setiap yang terkena fitnah yang bertaubat—yaitu setiap kali dirinya terkena fitnah dunia lalu bertaubat—ditanyakan kepadanya,’Jika dia mengulanginya lagi?’ dia menjawab,’hendaklah dia meminta ampunan kepada Allah dan bertaubat.’ Dia ditanya lagi,’Jika orang itu mengulangi lagi?’ dia menjawab,’hendaklah dia meminta ampunan kepada Allah dan bertaubat.’ Dia ditanya lagi,’Jika orang itu mengulangi lagi?’ dia menjawab,’hendaklah dia meminta ampunan kepada Allah dan bertaubat.’ Dia ditanya”Sampai bila?’ dia menjawab,”Hingga syaitan kelelahan.”

Ibnu Majah meriwayatkan Hadits dari Ibnu Mas’ud—marfu—,” Seorang yang bertaubat seperti orang yang tidak memiliki dosa.” (Dihasankan oleh al Albani didalam Shahih Ibnu Majah (3427)

Al Hasan pernah ditanya,”Tidakkah seorang dari kita merasa malu kepada Tuhannya kerana dia memohon ampunan dari dosa-dosanya lalu dia melakukan (dosa-dosa itu) lagi kemudian meminta ampunan kemudian mengulanginya?” dia menjawab,”Yang dinginkan syaitan adalah seandainya dia memenangkan ini dari kalian maka janganlah kalian merasa bosan dari meminta ampunan (istighfar)” Diceritakan pula dari beliau yang mengatakan”Aku tidaklah melihat ini kecuali berasal dari akhlak orang-orang beriman, yaitu bahwa seorang mukmin jika berdosa maka bertaubat.”

Umar bin Abdul Aziz didalam khutbahnya mengatakan,”Wahai manusia, barangsiapa yang merasa melakukan dosa maka beristighfarlah kepada Allah dan bertaubat, jika dia kembali berdosa maka beristighfarlah kepada Allah dan bertaubat, jika dia kembali berdosa maka beristighfarlah kepada Allah dan bertaubat. Sesungguhnya ia adalah kesalahan-kesalahan yang dililitkan di atas leher seseorang. Sesungguhnya kecelakaan adalah ketika hal itu diulang-ulang”
Maksudnya (dari perkataan itu) adalah bahwa seorang hamba pasti melakukan apa yang telah ditetapkan baginya dosa, sebagaimana sabda Nabi shalalllahu ‘alaihi wa sallam,”Sesungguhnya Allah Allah `Azza Wa Jalla telah menetapkan pada setiap anak cucu Adam bagiannya dari perbuatan zina yang pasti terjadi dan tidak mungkin dihindari.” (HR. Muslim-2657)

Akan tetapi Allah telah memberikan kepada hamba-Nya jalan keluar terhadap dosa yang menimpanya dan Dia menghapuskannya dengan taubat dan istighfar. Dan Jika dia melakukannya maka dirinya telah terlepas dari keburukan dosa-dosa dan jika dia terus-menerus berdosa maka dia akan celaka.” (Jami’ al Ulum wa al Hikam juz I hal 164 – 165) – (Fatawa al Islam Sual wa Jawab No. 9231)

Jika anda betul-betul ingin berubah dan kembali ke jalan Allah swt maka segeralah bertaubat dengan taubat yang sebenarnya (taubat nasuha) dan janganlah berputus asa dari rahmat-Nya. Dan termasuk dari pertaubatan anda adalah menghindari berbagai pintu yang dapat menjerumuskan anda kembali kepada kemaksiatan setelah pertaubatan.

Firman Allah swt :

Artinya : “Dan janganlah kamu mendekati zina ; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Israa : 32)

 

No comments:

Post a Comment